Sindiran Mengambil Hak Orang Lain
Foto: Wanita sedang Kesal (Istockphoto.com)
Terkadang Moms menemui orang serakah atau suka mengambil hak orang lain dalam keseharian hidup.
Moms bisa saja menjadi korban atas ulahnya.
Tetapi karena beberapa hal, Moms mungkin tidak bisa membalas atau mengungkapkan perasaan secara langsung.
Dalam situasi ini, Moms bisa menggunakan sindiran mengambil hak orang lain.
Melalui sindiran, diharapkan orang yang disindir menyadari kesalahannya dan meminta maaf atau melakukan perubahan.
Berikut sindiran mengambil hak orang lain:
1. "Bumi ini cukup untuk semua orang tapi tak bisa memuaskan 1 orang serakah."
2. "Ingin memiliki ini dan itu adalah serakah, dan orang yang serakah pada akhirnya dia akan kehilangan segalanya.”
3. "Jangan menjadi orang yang serakah, karena mereka yang serakah cepat ditangkap KPK."
4. "Kepada yang tak terhingga, tolong beri batas agar orang-orang tak serakah."
5. "Orang serakah biasanya emang gampang marah."
6. "Segunung emas belum tentu cukup untuk orang serakah, tapi sepiring nasi itu cukup bagi orang yang bersyukur."
7. "Dunia ini menyediakan hal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tetapi tidak untuk orang-orang yang serakah."
8. "Hanya orang serakah yang gampang kena tipu."
9. "Ciri ciri orang serakah ya gitu. Tuhan kasih harta kekayaan, jabatan, tapi tetep masih kurang."
10. "Pusing ngadepin orang yang serakah, keuangan pasti hancur selama dia yang pegang."
Baca Juga: 70 Kata-Kata Joker Sadis, Sedih, Bijak hingga Lucu
11. "Sungguh serakah, orang yang bisa bicara dan tidak ingin mendengar."
12. "Serakah itu tak ada habisnya. Lingkaran setan seperti saudaranya si iri."
13. "Kelihatan banget orang yang egois dan serakah, dulu enak nggak bagi-bagi. Sekarang giliran susah minta tolong."
14. "Jangan serakah. Kalau suka pilih satu orang aja. Mau yang lebih muda atau yang lebih tua yang diikhlasin?"
15. "Nonton dua film sekaligus aja ribet, ini sok-sokan mau ngejalin dua hubungan sekaligus." - Fiersa Besari
16. "Dasar orang serakah, sana-sini di embat. Tunggu aja, nanti juga ribet sendiri."
17. "Keserakahan adalah apa yang bisa kamu sebut sebagai jenis lubang tanpa dasar di mana itu benar-benar tidak ada habisnya."
18. "Untuk memiliki sesuatu adalah satu hal, tetapi untuk mendapatkan yang bahkan bukan milikmu untuk memulai adalah hal lain."
19. "Kamu harus belajar untuk merasa puas dengan apa yang kamu miliki atau kamu akan menderita akibat serakah untuk itu semua."
20. "Kemanusiaan di dalam dirimi harus mencegahmu menjadi serakah terhadap apa yang dapat ditawarkan kehidupan kepadamu."
Baca Juga: 6 Ciri Pasangan yang Over Protektif dan Trik Menghadapinya
21. "Hal yang paling menyedihkan adalah kamu melupakan etikamu dan kamu mencoba untuk mendapatkan apa yang tidak bisa kamu lakukan."
22. "Yang saya harapkan untuk orang-orang yang tamak adalah bahwa suatu hari mereka akan menemukan kepuasan yang mereka butuhkan."
23. "Kamu tidak menginginkannya hanya karena kamu membutuhkannya, tetapi karena seseorang memilikinya dan kamu juga menginginkannya."
24. "Ini adalah momen ketika kamu harus berdoa agar kamu diberikan kepuasan seperti orang lain."
25. "Mungkin menjadi terlalu bebas tidak baik sama sekali, kamu tidak dapat memiliki segalanya. Kamu harus ingat itu."
26. "Ketika kamu serakah, kamu selalu menginginkan sesuatu yang lebih, lebih baik, lebih besar."
27. "Saat pertama kamu menjadi serakah, pasti akan merasakan pergeseran jiwa."
28. "Keserakahan adalah salah satu hal yang membuatmu menghancurkan hal-hal indah yang pernah kamu pegang."
29. "Nafsu akan uang dan menempatkannya di atas prioritasmu adalah yang membuatmu menjadi orang yang tamak."
30. "Menurutku, keserakahan adalah yang terburuk karena itu hanya memakanmu luar dalam, membuatmu sedih juga."
Baca Juga: 90 Kata-Kata Malam Hari yang Bisa Usir Galau, Simak Yuk!
31. "Saya tidak mengukur keserakahan dengan alat moneter, ini lebih merupakan masalah hati."
32. "Saya masih tidak mengerti bagaimana orang bisa membiarkan diri mereka dikuasai oleh keserakahan, ini benar-benar mengkhawatirkan."
33. "Kurangnya kemampuan atau kepercayaan diri pada diri sendiri adalah awal dari keserakahan dalam dirimu."
34. "Dengarkan suara di dalam kepalamu dan berhentilah bersikap egois terhadap segala hal dalam hidup ini."
35. "Saya berharap agar kamu menyadari bahwa beberapa hal seharusnya cukup bagimu, jangan minta lebih banyak."
36. "Tidak ada malapetaka yang lebih buruk daripada keinginan untuk memiliki segala sesuatu yang...
Mengambil hak orang lain merupakan perbuatan yang merugikan bagi seseorang yang diambil haknya. Perbuatan ini sama halnya dengan mencuri barang milik orang lain.
Seseorang yang mengambil hak orang lain sama saja telah berbuat zalim. Larangan tersebut bahkan tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah.
Surat An Nisa Ayat 29
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 29,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Ayat tersebut menegaskan bahwa setiap hal yang dikonsumsi seorang muslim harus berasal dari rezeki yang halal. Bisa dari bekerja atau berdagang. Sementara jika cara mendapatkannya tidak halal (dengan merampas hak orang lain), maka hal tersebut dilarang keras secara syariat.
Hadits Riwayat Muslim
Allah akan murka pada hamba-Nya yang secara sengaja merampas hak orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah: "Siapapun yang mengambil hak orang muslim dengan sumpahnya, Allah menentukan neraka baginya. Lalu, mengharamkan surga baginya."
Ada lelaki yang bertanya kepada Nabi SAW: "Walaupun hal tersebut merupakan hal yang sangat sederhana wahai Rasulullah?" Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab: "Walaupun itu sebatang kayu syiwa dari pohon arak." (HR Muslim)
Larangan Mengambil Hak Orang Lain dalam Ayat Al-Qur'an
Ada beberapa ayat Al-Qur'an yang menegaskan larangan untuk mengambil hak orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat Al Baqarah Ayat 188
Harta benda dapat membuat manusia yang berorientasi pada kehidupan duniawi gelap mata dan menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, Allah telah memperingatkan dalam surat Al Baqarah ayat 188 yang berbunyi:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya, "Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."
Mengenai ayat tersebut, dikutip dari buku Tafsir Fi Zhilalil Qur'an Edisi Istimewa Jilid 1 karya Sayyid Quthb, Ibnu Katsir meriwayatkan di dalam menafsirkannya bahwa Ali bin Thalhah dan Ibnu Abbas berkata, "Hal ini berkenaan dengan seseorang yang menanggung suatu harta, tetapi tidak ada alat bukti, lalu dia berusaha mengelak dan membawanya kepada hakim, padahal dia tahu bahwa dia yang harus bertanggung jawab dan dia tahu pula bahwa dialah yang berdosa karena memakan harta yang haram (karena bukan haknya).
Surat Al Hasyr Ayat 7
Adapun terkait rezeki yang diperoleh umat muslim pada dasarnya adalah murni dari ridha Allah sehingga umat muslim perlu menyisihkan harta mereka di jalan yang benar. Oleh karena itu distribusi harta sangatlah penting dalam Islam sehingga keperluan kemaslahatan bisa terpenuhi sebagaimana dalam surat Al Hasyr ayat 7:
مَّآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ مِنْ أَهْلِ ٱلْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ كَىْ لَا يَكُونَ دُولَةًۢ بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَآءِ مِنكُمْ ۚ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
Pada masa itu, apa yang tidak diberikan Rasulullah maka dilarang untuk diambil atau diterima. Oleh karenanya umat muslim dapat lebih menahan hawa nafsunya. Adapun cara tersebut apabila dilakukan di masa kini dapat dilaksanakan dengan zakat, sedekah, berbagi, dan lain sebagainya karena orang-orang fakir juga berhak atas rezeki dari Allah.
Kata-kata sindiran mengambil hak orang lain biasanya digunakan seseorang untuk mengatakan kepada keluarga atau temannya yang memiliki sifat serakah.
Orang yang serakah biasanya digambarkan sebagai sosok yang memiliki rasa tak pernah puas, egois, dan selalu ingin mendapatkan lebih.
Namun, masalahnya orang serakah terkadang tidak menyadari bahwa dirinya seperti itu.
Di era modern seperti ini, banyak godaan yang membuat seseorang menjadi serakah.
Misalnya karena ia merasa kaya, pintar, cantik, tampan dan sebagainya.
Tak hanya soal materi, serakah juga bisa dilakukan dengan hal nonmateri, semisal waktu.
Dalam Islam, jika seseorang berani mengambil hak orang lain, orang tersebut sangatlah merugi.
Pasalnya, ia bukan hanya mendapatkan siksa di dunia, melainkan juga siksa akhirat yang sudah menanti.
Nah, bagi Moms yang mencari sindiran mengambil hak orang lain, simak deretannya di bawah ini.
Baca Juga: 80 Kata-Kata Sindiran Halus Menyentil, Moms Berani Kirim?
Hadits Shahih Bukhari dan Muslim
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa. Maka, boleh jadi sebagian kamu lebih pandai mengemukakan argumentasinya daripada sebagian yang lain, sehingga aku memenangkannya. Maka, barangsiapa yang aku putuskan untuknya untuk mendapatkan hak orang muslim lainnya (sesuai argumentasi yang dikemukakannya), itu adalah sepotong api neraka, maka biarlah ia membawanya atau meninggalkannya."
Masih dinukil dari sumber yang sama, urusan peradilan dalam masalah harta dapat dihubungkan dengan ketakwaan pada Allah sebagaimana dalam masalah qishash, wasiat, dan puasa. Oleh karena itu, apabila meninggalkan aspek-aspek lengkapnya berarti sama halnya dengan kekufuran.
Larangan Mengambil Hak Orang Lain dalam Hadits
Selain dalam ayat Al-Qur'an, terdapat beberapa hadits yang meriwayatkan tentang larangan mengambil hak milik orang lain.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
Abduh Al Baraq menyebutkan dalam bukunya Bukan Dosa Ternyata Dosa bahwa Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi dan menghormati hak kepemilikan seseorang. Adapun mempertahankan hak milik orang lain yang dirampas termasuk ke dalam sifat mulia.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis bumi." (HR Bukhari dan Muslim).
Itulah beberapa dalil tentang larangan mengambil hak orang lain. Selain berdosa, mengambil hak orang lain juga akan menjerumuskan seorang muslim ke dalam neraka. Tentu saja perilaku buruk ini haruslah ditinggalkan.